Jumat, 09 Desember 2011

profil gus dur




Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur. (P003)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.

Guru bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan pemimpin politik ini menggantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil Pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI dari 20 Oktober 1999 hingga Sidang Istimewa MPR 2001.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau "Sang Penakluk", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada anak kiai.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren.

Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Akhir 1949, dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Dia belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari.

Gus Dur juga diajarkan membaca buku non Islam, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. Pada April 1953, ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Pendidikannya berlanjut pada 1954 di Sekolah Menengah Pertama dan tidak naik kelas, tetapi bukan karena persoalan intelektual. Ibunya lalu mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.

Pada 1957, setelah lulus SMP, dia pindah ke Magelang untuk belajar di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun).

Pada 1959, Gus Dur pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang dan mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru dan kepala madrasah. Gus Dur juga menjadi wartawan Horizon dan Majalah Budaya Jaya.

Pada 1963, Wahid menerima beasiswa dari Departemen Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, namun tidak menyelesaikannya karena kekritisan pikirannya.

Gus Dur lalu belajar di Universitas Baghdad. Meskipun awalnya lalai, Gus Dur bisa menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970.

Dia pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya, guna belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang diakui di sini. Gus Dur lalu pergi ke Jerman dan Prancis sebelum kembali ke Indonesia pada 1971.

Gus Dur kembali ke Jakarta dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokrat.

LP3ES mendirikan majalah Prisma di mana Gus Dur menjadi salah satu kontributor utamanya dan sering berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa.

Saat inilah dia memprihatinkan kondisi pesantren karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan dan kemiskinan pesantren yang ia lihat.

Dia kemudian batal belajar luar negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren.

Abdurrahman Wahid meneruskan karirnya sebagai jurnalis, menulis untuk Tempo dan Kompas. Artikelnya diterima baik dan mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial.

Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, sehingga dia harus pulang-pergi Jakarta dan Jombang.

Pada 1974, Gus Dur mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas. Satu tahun kemudian, Gus Dur menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.

Pada 1977, dia bergabung di Universitas Hasyim Asyari sebagai dekan Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam, dengan mengajar subyek tambahan seperti pedagogi, syariat Islam dan misiologi.

Ia lalu diminta berperan aktif menjalankan NU dan ditolaknya. Namun, Gus Dur akhirnya menerima setelah kakeknya, Bisri Syansuri, membujuknya. Karena mengambil pekerjaan ini, Gus Dur juga memilih pindah dari Jombang ke Jakarta.

Abdurrahman Wahid mendapat pengalaman politik pertamanya pada pemilihan umum legislatif 1982, saat berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), gabungan empat partai Islam termasuk NU.

Reformasi NU

NU membentuk Tim Tujuh (termasuk Gus Dur) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU.

Pada 2 Mei 1982, para pejabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU Idham Chalid dan memintanya mengundurkan diri. Namun, pada 6 Mei 1982, Gus Dur menyebut pilihan Idham untuk mundur tidak konstitusionil. Gus Dur mengimbau Idham tidak mundur.

Pada 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan keempat oleh MPR dan mulai mengambil langkah menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara.

Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU terhadap isu ini.

Gus Dur lalu menyimpulkan NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, dia mengundurkan diri dari PPP dan partai politik agar NU fokus pada masalah sosial.

Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur dinominasikan sebagai ketua PBNU dan dia menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya.

Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh Suharto. Penerimaan Wahid terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai pemerintah.

Pada 1987, dia mempertahankan dukungan kepada rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar.

Ia menjadi anggota MPR dari Golkar. Meskipun disukai rezim, Gus Dur acap mengkritik pemerintah, diantaranya proyek Waduk Kedung Ombo yang didanai Bank Dunia.

Ini merenggangkan hubungannya dengan pemerintah dan Suharto.

Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga menandingi sekolah sekular.

Gus Dur terpilih kembali untuk masa jabatan kedua Ketua PBNU pada Musyawarah Nasional 1989. Saat itu, Soeharto, yang terlibat dalam pertempuran politik dengan ABRI, berusaha menarik simpati Muslim.

Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati intelektual muslim di bawah dukungan Soeharto dan diketuai BJ Habibie.

Pada 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi ditolaknya karena dianggap sektarian dan hanya membuat Soeharto kian kuat.

Bahkan pada 1991, Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas religius dan sosial.

Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan merencanakan acara itu dihadiri paling sedikit satu juta anggota NU.

Soeharto menghalangi acara tersebut dengan memerintahkan polisi mengusir bus berisi anggota NU begitu tiba di Jakarta.

Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran.

Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga. Kali ini Soeharto menentangnya. Para pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko, berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur.

Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat ABRI, selain usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU priode berikutnya.

Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang popularitasnya tinggi berencana tetap menekan Soeharto.

Gus Dur menasehati Megawati untuk berhati-hati, tapi Megawati mengacuhkannya sampai dia harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markasnya diambilalih pendukung Ketua PDI dukungan pemerintah, Soerjadi.

Pada November 1996, Gus Dur dan Soeharto bertemu pertama kalinya sejak pemilihan kembali Gus Dur sebagai ketua NU.

Desember tahun itu juga dia bertemu dengan Amien Rais, anggota ICMI yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

Juli 1997 merupakan awal krisis moneter dimana Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi itu. Gus Dur didorong melakukan gerakan reformasi dengan Megawati dan Amien, namun terkena stroke pada Januari 1998.

Pada 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama delapan pemimpin komunitas Muslim, dipanggil Soeharto yang memberikan konsep Komite Reformasi usulannya. Gus Dur dan delapan orang itu menolak bergabung dengan Komite Reformasi.

Amien, yang merupakan oposisi Soeharto paling kritis saat itu, tidak menyukai pandangan moderat Gus Dur terhadap Soeharto. Namun, Soeharto kemudian mundur pada 21 Mei 1998. Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Salah satu dampak jatuhnya Soeharto adalah lahirnya partai politik baru, dan pada Juni 1998, komunitas NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru.

Baru pada Juli 1998 Gus Dur menanggapi ide itu karena mendirikan partai politik adalah satu-satunya cara untuk melawan Golkar dalam pemilihan umum. Partai itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya.

Pemilu April 1999, PKB memenangkan 12% suara dengan PDIP memenangkan 33% suara. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Semasa pemerintahannya, Gus Dur membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial serta menjadi pemimpin pertama yang memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur.

Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.

Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM.

Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.

Ia juga berusaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik.

Muncul dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate, yang kemudian menjatuhkannya.

Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.

Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.

Pada Pemilu April 2004, PKB memperoleh 10.6% suara dan memilih Wahid sebagai calon presiden. Namun, Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis dan KPU menolak memasukannya sebagai kandidat.

Gus Dur lalu mendukung Solahuddin yang merupakan pasangan Wiranto. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Solahuddin kalah dalam pemilu. Di Pilpres putaran dua antara pasangan Yudhoyono-Kalla dengan Megawati-Muzadi, Gus Dur golput.

Agustus 2005, Gus Dur, dalam Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu bersama Try Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan Megawati mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama dalam soal pencabutan subsidi BBM.

Kehidupan pribadi

Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa Qotrunnada, Zanubba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.

Yenny aktif berpolitik di PKB dan saat ini adalah Direktur The Wahid Institute.

Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama.

Sebelum wafat dia harus menjalani cuci darah rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.

Penghargaan

Pada 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, penghargaan cukup prestisius untuk kategori kepemimpinan sosial.

Dia ditahbiskan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, pada 10 Maret 2004.

Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.

Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang peduli persoalan HAM.

Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas.

Dia juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple dan namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study.

Gus Dur memperoleh banyak gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lebaga pendidikan, yaitu:

- Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netanya University, Israel (2003)

- Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003)

- Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)

- Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)

- Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorborne University, Paris, Perancis (2000)

- Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand (2000)

- Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)

- Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)

Rabu, 07 Desember 2011

<form action="http://services.snipshot.com/" accept-charset="utf-8" method="post" enctype="multipart/form-data">

  <input name="snipshot_input" value="http://static.flickr.com/28/96398551_3d6988fe71.jpg" />

  <input name="snipshot_callback" value="http://www.imagehousing.com/upload.php" />

  <input name="snipshot_output" value="fileupload" />

  <input type="submit" />

</form>

Rabu, 20 April 2011

tipe-x

tipe-x




Tipe-X band dibentuk pada bulan September 1995 (dengan nama Head Master). Formasi awal ketika itu adalah Tresno (vokal), Micky (bass), Yoss (gitar), dan Hendro (Drum). Ketika itu Tipe-X sering membawakan lagu-lagu milik Red Hot Chilli Peppers (RHCP). Kemudian mereka sadar bahwa pada saat pementasan musik yang dibawakan oleh Tipe-X terasa kurang “penuh”, lalu mereka sepakat untuk menambah seorang gitaris lagi untuk rhytm gitar, yaitu Irul.
Setelah Irul masuk, Tipe-X tidak lagi membawakan lagu lagu RHCP, tetapi mulai mencoba memainkan suatu aliran baru yang ketika itu masih asing dan begitu dikenal di Indonesia, yaitu SKA. Lagu-lagu ska yang mereka bawain ketika itu adalah lagu millik band ska luar yaitu Voodoo Glow Skull dan Operation Ivy. Mereka juga mulai belajar untuk membuat lagu lagu sendiri, dan rajin manggung di pentas musik dan panggung underground. Tipe-X pernah meraih juara band Favorit di Festival Musik Alternatif.
Supaya nuansa skanya lebih kerasa mereka pun mulai menambah personil untuk posisi Brass Section yaitu Andi pada Trumpet dan additional player untuk trombone yaitu Edhot. Mereka mulai berinisiatif untuk memperkenalkan musik yang kita mainkan juga lagu yang kita ciptakan secara lebih luas dengan mengirimkan demo lagu Frustasi ke acara Ekpresi Indosiar dan demo lagu Bebas Pusing yang dikirim ke IndieLapan Prambors dan masuk peringkat lima. Setelah itu Tipe-x semakin rajin manggung, sampai akhirnya Pops yang dikomandani Dodo Abdullah tertarik.. dan Tipe-X mulai rekaman.
Album pertama mereka, Ska Phobia dirilis tahun 1999 dengan lagu andalan Genit dan Angan. Dua tahun kemudian, mereka kembali mengeluarkan album bertajuk Mereka Tak Pernah Mengerti (2001). Album ini mempunyai satu lagu jagoan yang bertitel “Salam Rindu” yang video klipnya dibuat oleh Dimas Djayadiningrat dari rumah produksi Millenium. Album ini dianugerahi Triple Platinum. Album ketiga dirilis tahun 2003 bertajuk Super Suprise. Kali ini posisi drum digantikan oleh Aditya Pratama alias Adi, mantan penggebuk drum grup Teaser, yang menempati posisi yang ditinggalkan oleh Hendro.
Discography Hitam Putih adalah album keempat Tipe-X yang dirilis 2005. Peluncuran album ini juga merupakan ulang tahun tipe-x ke sepuluh. Album yang masih diproduksi Pops Musik ini menyajikan 10 tembang lagu yang mengandalkan lagu “Kamu Ngga’ Sendirian” sebagai single pertama.  Dua tahun kemudian mereka merilis album ‘the best’ yang bertajuk A Journey. Untuk itu, lagu-lagu yang pernah ngetop di tahun 90-an, seperti “Sakit Hati”, “Genit”, “Salam Rindu”, dan “Mawar Hitam” menjadi andalannya. Sisanya, racikan baru termasuk “Kamu Penipu” ciptaan Tresno dijadikan single pertama album ini. id.wikipedia.org

Modifikasi Motor








suzuki shogun 125 sp under this modification I get a pretty hard. Because suzuki shogun 125 sp is still a bit of the modification and the spread on the Internet. perhaps modification suzuki shogun's image is similar to other weblogs That have made the post about The modifications suzuki shogun 125 sp. what's Important note I have a post That Also contains the modifications suzuki shogun 125 sp.

I have three pictures MODIF suzuki shogun 125 sp Which Pls is roughly the image of the motor modification in the title contest. The best picture is the number three. Because I see a modification of the bike is very unique and beautiful clean look to the eye and have a high selling value. Because the price of the modification of the motor is more expensive than the original motor from the factory.

Langkah Awal Modifikasi Motor





Membuat kendaraan roda dua ini selalu terlihat cantik merupakan salah satu obsesi yang kerap ditemui di antara para pengendara motor. Beragam cara modifikasi pun dilakukan agar bukan hanya untuk mendongkrak tampilannya, tetapi juga memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan jenis motor lainnya.

Tren modif motor itu sendiri selalu berubah setiap tahunnya. Dan seperti halnya tren mode, beberapa gaya modifikasi pun mengalami perputaran yang berulang kembali di suatu waktu. Namun, selain mengikuti tren yang sedang berlangsung, ada baiknya memodifikasi motor sesuai dengan karakter dan hobi diri sendiri.Hal itulah yang perlu diperhatikan pertama kali sebelum mendandani motor, sehingga akan lebih mudah menentukan jenis aksesori yang akan ditambah atau diganti pada bodi motor Anda. Aliran gaya modifikasi motor yang bisa dipilih pun sangat beragam, seperti klasik, custom, balap, touring, dan masih banyak lagi. Sebelum melakukannya, Anda bisa membuat gambar modifikasi terlebih dahulu untuk memudahkan proses modifikasi selanjutnya.

Sebagai contoh, jika senang dengan yang berbau klasik, menambah windshield, whitestripe pada bagian ban, serta ukuran spion yang sedikit besar akan memberi kesan klasik yang lebih kental. Lain halnya bagi mereka yang gemar touring ke berbagai tempat, mendandani motornya sesuai dengan kebutuhan hobi merupakan sebuah keharusan. Anda bisa melakukan tips modif motor pada jok anda. Misalnya dengan menambah boks di bagian belakang jok atau meletakkannya di bagian kiri dan kanan motor.

Besar kotak boks ini pun bervariasi, ada yang 28 liter, 33 liter, dan seterusnya. Sementara jika diletakkan di sisi motor biasanya menggunakan ukuran 21 liter. Di sisi lain, ada pula yang melakukan modifikasi tangki yaitu dengan menggunakan fairing di bagian tersebut sehingga mengentalkan kesan motor balap, sesuai dengan obsesi pemiliknya.

Masih di seputar bodi, modifikasi biasa dilakukan pada bagian stang, menambahkan airbrush untuk memberi sentuhan unik pada motor, hingga pemilihan jok motor. Untuk bagian roda, motif velg bisa diganti sesuai dengan gaya modifikasi yang dipilih pengendara.

MODIFIKASI SUZUKI SHOGUN 125




MODIFIKASI SUZUKI SHOGUN 125

December 14th, 2008  Tagged
Suzuki Shogun 125 MODIFICATION
Modification of Suzuki Shogun 125, this one is really-really from my home town, Karanganyar - Solo. This Shogun belongs to Ryan Dwi P, member of B’CAC (Ban Cilik Auto Concept). He add a front disc brake and chrome almost all of lower components like, shock breaker and engine block.
He use Kyoso shock breaker in the rare and full bass HRP exhaust. To make his motor up, he beleave Tea-Pong from Sukoharjo to do the airbrushing.

Selasa, 19 April 2011

ASALAMUALAIKUM




salam buat smua j-rock star nsantara.,.,.
salm buat nak language .,.,.XI BHS 1....

Senin, 18 April 2011

aremania







 







 

Gitar Bass Wima J-Rocks (GnL L2500 tribute)




Naaaahhh....
Mantap banget bassis yang satu ini, selain tampang yang keren...Bang Wima Juga memiliki Bass Line yang wahh bangetttt!!!
"Gua acungin dua jempol buat Bassis yang satu nie!!!"
Pada lagu "Madu dan Racun","Selamat Tinggal Kekasihku", dan "Lepaskan Diriku", Bassis J-Rocks ini sepertinya tidak pernah berhenti membetot Gitar Bassnya dari awal lagu sampe' ending lagu.
Tapi sayang banget, Bang Wima gag masuk "Bass Heroes". :-(
Mungkin karena Bang Wima gag pernah melakukan Tapping Bass...(Mungkin...)
Tapi biar gimanapun...Bang Wima tetep Bassis Favorit gue...Ganbatte kudasai!!!
Kali ini kita akan membahas gitar bass yang dipake' Bang Wima.
Namanya adalah "GnL L2500"...G&L itu adalah huruf depan dari George Fullerton & Leo Fender. George Fullerton bekerja di pabrik awal-awal Fender tahun 1960-70an dan teman baik dari Leo Fender, sang pembuat gitar & bass Fender. Sejarah singkat: Leo Fender keluar dari Fender setelah Fender dibeli CBS tahun 1970an dan mempunyai (bila tidak salah gitu) 7 tahun non-compete agreement dengan pabrik awal dia: Fender Guitar.
Jadi selama 7 tahun, Leo tidak boleh membuat gitar & bass supaya tidak bersaing dengan Fender. Setelah periode ini, Leo Fender mendirikan pabrik Musicman. Setelah MusicMan, Leo Fender mendirikan pabrik sendiri di kota Fullerton, California sampai meninggalnya beberapa tahun yang lalu. Karena itu bila ada kemiripan antara model antara Fender, Musicman & G&L, itu karena konseptor awalnya adalah 1 orang. G&L adalah evolusi desain terakhir dari Leo Fender. Semua gitar & bass G&L (kecuali model Tribute) adalah 100% custom order & handmade di pabrik sederhana di Fullerton. Semuanya dibuat satu persatu sesuai order anda, warna, bentuk neck dan lain-lain. Nggak ada mesin-mesin modern di pabrik ini. Masih dipertahankan juga satu ruang kerja Leo Fender dengan kacamata kerja, desain-desain & konsep-konsep gitar & bass dari Leo.
L2500 adalah model bass yang sangat mantap dari Leo. Dengan pick-up humbucking yang di hand-wound, preamp-preamp yang jernih & mantap, coil-splitter, pilihan aktif/pasif, bass L2500 ini menghasilkan sound-sound yang bukan hanya hi-gain di mode aktif tetapi juga sangat banyak pilihan suara. Mau niru sound Musicman dengan 1 pickup bawah saja yang dibunyikan? Mau sound dengan Jazz bass yang dikasih steroid? Itu hanya 2 sound yang bisa dihasilkan. . . (Jrs_Arii)

Gitar keren Bang Sony J-Rocks (Ibanez JEM77BRMR)




Setau gue bang sony masih diendorse sama Marlique, ternyata sekarang udah jadi endorsernya Ibanez, wow...Amaziiiiiiing....
Bang Sony pake' JEM77BRMR costumnya Mirror, Keren banget nie Gitar, Bisa buat Ngaca, Cuy ...cocoklah buat bang Sony yang selalu mengutamakan penampilan di atas panggung.
JEM77BRMR ini gitar signature series nya Steve Vai, Gitaris handal berasal dari New York, Amerika serikat yang terkenal dengan petikan gitar nya yang lihai dan ciri khasnya dengan mulut yang tak mau diem ketika sedang memetik gitar nya, JEM77BRMR ini Dinamakan 'Bad Horsie' setelah lagu Steve Vai dengan nama yang sama.
Tentang Ibanez JEM77BRMR
Body: Basswood
Neck: Maple 5 pc / Walnut, Prestige, Jem
Fingerboard: Rosewood w / mutiara dot inlay
Bridge: Edge-Pro
Pick-up: (Front) Di Marzio Breed, (Tengah) Di Marzio Breed, (Belakang) Di Marzio Breed
Controls: 1 Volume, 1 Tone
Hardware: Chrome

Nama : Sony Ismail Robbayani
Tanggal lahir : 24 September 1982
Posisi : Guitarist
Gaya Permainan : Rock
Band Saat ini : J-Rock’s
Pengaruh musikal : L’Arc~en~Ciel, Muse, Alicia Keys, The Beatles, Jimi Hendrix, RHCP, Siti Nurhaliza, Steve Vai

Discography:
2004 : Album ke I J-Rocks
2007 : Album ke II J-Rocks
2009 : Album ke III J-Rocks Live in Abbey Road
Sampai sekarang masih bersama J-Rocks

Sony merupakan endorser IBANEZ dan VOX

J-Rocks Mulai Album Baru





Salah satu "tradisi" J-Rocks saat Ramadhan adalah menggarap lagu atau album baru. Begitu juga dengan Ramadhan tahun ini, Iman, Wima, Sony dan Anton mulai menabung materi untuk album keempat J-Rocks. "Ramadhan ini jadwal kami beberapa kali manggung dan rekaman album baru di studio," kata Iman.

Saat ini personel J-Rocks mulai jam session materi album baru mereka. Materi lagu setengah jadi dari tiap atau beberapa personel digarap bersama. Misalkan Iman membawa file lagu yang isinya masih suara gitar dan sound effect dari rekaman digital yang dilakukan di komputer. "Makanya sekarang aku intens di Jakarta, sibuk menggarap lagu," kata Wima yang sehari-hari tinggal di Bandung.

Ini yang disebut guide. Materi ini akan dipilih untuk digarap bersama. Setiap personel akan memberikan masukan untuk hasil terbaik. Proses ini yang disebut workshop. Biasanya keempat personel J-Rocks akan berkolaborasi di studio. "Biasanya di mulai habis tarawih sampai sahur, lalu tidur sampai siang," kata Wima lagi.

Saat ini sudah ada beberapa lagu yang sudah masuk workshop. "Untuk album yang baru ini, kami tetap akan membuat musik yang berkualitas. Selama ini kami berempat mendengar beberapa album band-band luar yang bagus. Membuat kami terpacu," kata Wima. Ia juga menegaskan kalau J-Rocks tidak akan mengikuti lagu-lagu yang trend saat ini.

"Entah kenapa album J-Rocks selalu dalam kurun dua tahun, setahun asyik manggung. Tiba-tiba selalu muncul ide untuk membuat album baru," cerita Wima. Album J-Rocks pertama Topeng Sahabat 2005. Dua tahun berikutnya Spirit di tahun 2007 dan terakhir adalah Road to Abbey 2009.(j-rocks.co.id)

J-Rocks Merajut Mimpi Mengukir Sejarah




Sejuknya udara pagi London, Inggris, seakan memberi suntikan tenaga baru buat personel J-Rocks. Semangat Iman demikian menggebu, hingga ia mengabaikan kelelahan dalam penerbangan selama 15 jam dari Jakarta ke London. Lalu melakukan window shopping sepanjang ruas Oxford Street, Regent Street, hingga Picadilly Circus.

Ketimbang beristirahat, vokalis sekaligus gitaris band J-Rocks itu memutuskan untuk mengunjungi Studio Abbey Road. ''Gue pengen ketemu Chris, ngobrol, biar tahu besok harus ngapain,'' katanya. Selain itu, J-Rocks juga ingin melakukan loading (meletakkan semua peralatan band), dengan harapan keesokan harinya mereka tinggal masuk bilik rekaman.

Namun Studio Abbey Road tidak seperti studio-studio rekaman di Tanah Air. Bila belum waktunya menggunakan fasilitas, tak diperbolehkan melakukan aktivitas apa pun di studio rekaman tersebut. Apalagi, Chris Bolster, sang engineer, yang akan ditemuinya masih cuti. ''Dia tidak bisa diganggu. Bahkan SMS ke handphone-nya nggak dijawab,'' kata Iman.

Resepsionis di Studio Abbey Road pun tidak bisa memberi informasi apa-apa, kecuali bahwa Chris sedang berlibur. Semangat Iman adalah representasi kegairahan personel band J-Rocks lainnya. Anton (drum), Sony (gitar), dan Wima (bas) memiliki gairah yang sama, meski takarannya berbeda. Ketika Iman berangkat ke Abbey Road, ketiga orang itu memilih ke Stadion Wembley, pada saat itu ada pertandingan sepak bola prakualifikasi Piala Dunia 2010, Inggris melawan Kazakstan.

Tapi mereka ingin menonton pertandingan itu, karena tiket sudah habis terjual. ''Pengen lihat hooligans,'' kata Anton, yang diangguki oleh Sony. Wima hanya tersenyum mendengar jawaban dua orang itu. Keesokan harinya, ketiga orang itu bercerita bagaimana nyali mereka ciut demi melihat ribuan fans kesebelasan Inggris. ''Kami sampai beli atribut Inggris biar aman,'' tutur Anton.

Sabtu itu, jadwal J-Rocks memang bersih, belum ada kegiatan apa-apa. Mereka baru dijadwalkan masuk Studio Abbey Road hari Minggu hingga lima hari berikutnya. Itu juga yang membuat Iman dan kawan-kawan ingin menyegarkan diri sebelum bekerja keras di studio legendaris tersebut. J-Rocks seakan tidak mau kesempatan emas itu berantakan karena mereka tidak melihat dari dekat Stadion Wembley, misalnya.

Sejak didaulat menjadi band dengan penampilan terbaik pada ajang ''A Mild Live Soundrenaline 2008'', dan mendapat hadiah berupa kesempatan melakukan rekaman di London, yang ada di kepala empat pemuda itu adalah rasa girang luar biasa. ''Kami sangat excited dengan kesempatan ini,'' kata Anton. ''Sejak dulu, mimpi kami adalah menjadi band sebesar The Beatles, rekaman di Abbey Road, dan berkunjung ke Liverpool,'' Iman melanjutkan.

Berdiri pada 9 November 2003, dua dari tiga mimpi tadi direngkuh J-Rocks dalam sekali jalan. Selain rekaman di Abbey Road, band ini juga mendapat kesempatan mengunjungi kota kelahiran The Beatles dan melihat-lihat The Beatles Story Museum di Albert Dock, Liverpool, meski harus menempuh perjalanan darat selama hampir lima jam.

Bonusnya, terutama buat Sony, ialah mengunjungi Stadion Anfield, markas Liverpool, klub kesayangan sang gitaris ini. Sony makin luar biasa senangnya memiliki seragam away resmi Liverpool dengan namanya tercetak di punggung. Kunjungan ke Liverpool adalah hiburan bagi personel J-Rocks setelah lima hari praktis terkurung di balik dinding studio.

Maklum, perhitungan waktu rekaman di studio itu berbeda dengan di Tanah Air. Satu shift di Studio Abbey Road berdurasi 12 jam. Dimulai pukul 10 pagi, J-Rocks baru kembali ke penginapan di atas pukul 22.00. Tak mengherankan bila mata Iman terlihat berkaca-kaca ketika mengunjungi museum tadi. ''Akhirnya mimpi menginjak Liverpool tercapai,'' katanya.

Proses rekaman hari pertama sempat terganggu oleh persoalan minor. Kick drum yang diminta Anton ternyata tidak sesuai dengan riders. ''Gue minta yang berdiameter 24 inci, tapi nggak ada,'' ujar Anton. Chris Bolster pun ikut bete melihat kekurangan itu. Berulang kali ia meminta maaf kepada anak-anak J-Rocks. Ketika akhirnya kick berukuran 26 inci ada, Anton kegirangan. ''Wah, ini akan makin keren,'' katanya dengan mata berbinar.

Kejadian itu memberi pelajaran penting buat anak-anak J-Rocks. Pasalnya, seorang Chris Bolster, yang memiliki rekam jejak panjang (hasil karyanya tersebar di sejumlah band besar macam Blur, Starsailor, Travis, Lamb, dan yang paling baru bisa didengar di album terbaru Oasis, ''Dig Out Your Soul''), dan nama yang harum di kalangan sound engineer dunia, masih mau turun tangan membantu Anton membangun drum set. Ia juga tidak sungkan menggotong kabinet untuk amplifier yang akan dipakai Wima.

Itu proses ice breaking terbaik yang diperoleh anak-anak J-Rocks. Satu pelajaran penting lain di hari pertama itu: pergunakan peralatan yang memang dikenali dan dipakai selama ini. Ini yang terjadi pada Iman dan Sony. Karena Iman tidak hadir pada saat manajemen J-Rocks memutuskan peralatan apa yang akan diminta pada Chris, ia akhirnya harus menyisihkan cukup banyak waktu untuk mengulik ampli Orange Rockerverb 50. ''Pada waktu latihan di Jakarta udah nemu sound yang pas pakai Fender Twin Reverb,'' ungkapnya.

Beruntung, persoalan yang dihadapi Sony tidak serumit Iman. Ia hanya berhadapan dengan efek gitar, yang baru dibelinya, dan sedikit rewel di awal. Lewat sedikit penyetelan, masalah itu bisa diatasi. Wima pun tak urung dilanda masalah. Ampli Orange AD-200B, yang bekerja baik ketika latihan, belakangan --ketika hendak rekaman-- mengalami masalah. ''Akhirnya kembali ke Ampeg, yang memang gue pengen,'' katanya.

Di atas semua itu, persoalan minor yang dihadapi personel J-Rocks adalah tambahan pengalaman dan pelajaran penting serta kesempatan untuk beradaptasi dengan atmosfer Studio Three, satu dari tiga studio rekaman yang ada di Abbey Road. Maklum, meski bukan studio yang menjadi langganan The Beatles, tetap saja ada nuansa magis di dalamnya. Apalagi demi melihat mixer Solid State Logic J-9000, yang memiliki 96 kanal, yang berada di ruang kendali.

''Di Indonesia, barang begini belum ada,'' kata Tommy P. Utomo, sound engineer Aquarius Musikindo, perusahaan rekaman yang memayungi J-Rocks, yang ikut menemani J-Rocks. ''Di Aquarius ada yang tipe di bawahnya, J-4000,'' Tommy melanjutkan. Ditambah dengan dua pasang speaker surround Bowers & Wilkins tipe Nautilus 801, yang harganya selangit, Studio Three makin menyodorkan suasana serius, tidak boleh main-main. Personel menyadari hal itu. Makanya, mereka ikut-ikutan serius.

Di ruang rekaman, nuansa magisnya lebih kuat. Sejumlah mikrofon kelas satu bertebaran ditodongkan ke drum set, ampli gitar yang dipakai Iman dan Sony, serta ampli bas. Belum lagi yang diletakkan di antara drum set dan partisi akustik. Mikrofon itu bervariasi, mulai Bruel & Kjaer, AKG, Neumann, hingga Schoeps. Abbey Road memang dikenal sebagai gudangnya mikrofon canggih.

Di bawah kendali Chris Bolster, mikrofon tadi makin memperlihatkan kelasnya. Meski mengaku tidak membuat desain khusus untuk peletakan mikrofon-mikrofon itu, yang dikerjakan Chris patut diacungi jempol. ''Suara drum benar-benar terdengar nge-rock,'' kata Tommy. Pria berbadan gempal ini mengaku cukup sulit mendapatkan hasil rekaman sebaik yang dilakukan Chris. ''Sekarang gue tahu caranya,'' ujarnya, bangga.

Anton merasakan hal yang sama. ''Bunyi kick terdengar menyambung dengan semua tom, tidak lagi berdiri sendiri,'' tutur Anton, yang putra mendiang Rudy Kelces, pesepak bola legendaris Indonesia. Pendapat ini diangguki Wima, mitra Anton dalam membangun rhytm section lagu. ''Perkawinan bas dan drum terasa enak dan saling lebur,'' katanya.

Semua itu membuat personel J-Rocks seperti mendapat tambahan energi. Pada sesi latihan, mereka seperti hanya mendapat satu kesempatan. Di sesi itu saja, sebenarnya mereka sudah tampil kompak, hampir tidak melakukan banyak kesalahan. Kekompakan ini boleh jadi karena J-Rocks sudah mempersiapkan diri jauh sebelum keberangkatan ke London.

Menggunakan studio rekaman milik Aquarius, J-Rocks berlatih empat komposisi yang akan direkam di Abbey Road selama sebelum dan sesudah Lebaran lalu. Tak hanya sampai di situ, J-Rocks bahkan sampai pada penempatan posisi tiap-tiap personel. ''Posisi mereka di Studio Three sama dengan yang kami simulasikan di Aquarius,'' kata Tommy. Persiapan seserius itu ditempuh karena J-Rocks ingin melakukan rekaman secara live, berbarengan. Bukan per instrumen seperti yang lazim dilakukan.

Lagi-lagi, itu tambahan bukti keseriusan band ini memanfaatkan kesempatan yang diberikan A Mild. Maklum, di antara ''curhat'' personel J-Rocks, ada semacam kegalauan atas kritik yang dilontarkan band-band lain kepada Iman dan kawan-kawan. ''Kami sempat diberondong pertanyaan soal kepantasan rekaman di Abbey Road,'' ujar Anton. Mereka bukannya ciut, kritik itu malah dijadikan cambuk untuk mempersiapkan diri, meski mereka harus merelakan libur Lebaran yang lebih panjang.

Kesiapan macam itulah yang membuat J-Rocks mulus menjalani tiga hari rekaman di Studio Three (dua hari berikutnya dialokasikan untuk proses mixing). Proses rekaman itu makin mulus karena sebelumnya J-Rocks mengirim data audio kepada Chris. Empat komposisi yang direkam itu, masing-masing Fallin' In Love (dibuat dalam versi bahasa Indonesia dan Inggris), Hanya Aku, Meraih Mimpi, dan Intro (sebuah komposisi instrumentalia), dapat dikerjakan J-Rocks sesuai dengan jadwal.

Kendala utama yang dihadapi Chris ialah bahasa. Meski tidak sampai harus menggunakan ''bahasa Tarzan'', percakapan personel J-Rocks dengan Chris terdengar janggal. Ketika salah memukul permukaan drumnya, Anton minta rekaman diulang dengan cara mengangkat tangan dan berucap: ''Sorry, I misspunch the drum.'' Atau, ada istilah dan kosakata dunia rekaman yang belum 100% dimengerti personel J-Rocks. Untunglah, semua itu tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman mendasar.

J-Rocks makin percaya diri selama di Abbey Road, karena mereka mendapat dukungan dari warga Indonesia yang ada di London. Seperti band yang sudah sangat kondang, hampir setiap hari J-Rocks menerima tamu di antara waktu rehatnya. Demikian pula ketika J-Rocks tampil di hadapan Yuri Octavian Thamrin, Duta Besar RI untuk Inggris Raya, puluhan warga Indonesia hadir di KBRI di kawasan Grosvenor Square. Untuk membalas semua itu, J-Rocks memperdengarkan untuk pertama kalinya lagu Fallin' In Love.

Antusiasme warga Indonesia di London itu bisa dimaklumi. Tak lain karena J-Rocks menorehkan sejarah baru bagi industri musik Tanah Air. J-Rocks adalah band Indonesia pertama yang merekam komposisi mereka di Abbey Road, studio terbaik dan termahal di dunia. Sebelumnya, memang ada Erwin Gutawa. Namun ia datang ke Abbey Road untuk menjadi dirigen bagi orkestra lain.

Selain merekam komposisi terbarunya, J-Rocks juga memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat klip video. Sayang, di bagian ini J-Rocks menghadapi cukup banyak kendala. Pertama, soal kostum. J-Rocks sudah menyiapkan kostum dan pernak-perniknya untuk klip video lagu Hanya Aku, tapi belakangan pihak Aquarius memilih tembang Fallin' In Love. Walhasil, mereka harus berbelanja cepat dan murah terlebih dulu di Primark.

Lalu mereka juga berhadapan dengan cuaca London yang tidak pernah bisa ditebak. Di pagi hari bisa terlihat cerah, tapi siang hingga sore hari berubah mendung. Untunglah, ketika giliran syuting outdoor, personel J-Rocks tidak perlu tampil. Jadi, mereka tidak perlu berlama-lama diempas angin dingin kota London, yang kadang suhunya bisa mencapai 5 derajat celsius.

Merekonstruksi penyeberangan oleh The Beatles di zebra cross Abbey Road adalah cita-cita lain personel J-Rocks. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Heathrow, keinginan itu mulai masuk dalam obrolan di antara seluruh anggota rombongan. Bahkan J-Rocks sampai melakukannya hingga dua kali, di hari pertama rekaman dan hari terakhir.

Sayang, mereka harus berbagi zebra cross dengan banyak turis, yang memiliki keinginan sama. Sejak dulu, penyeberangan ini memang menjadi objek wisata bagi para turis yang menyukai The Beatles. Pengemudi kendaraan yang melewati jalan itu sepertinya sudah maklum atas ulah para turis tersebut. Dengan sabar mereka menunggu aksi penyeberangan itu sebelum melanjutkan perjalanan.

Menorehkan nama (band dan personel) di dinding pagar depan Abbey Road adalah sebuah ritual lain yang wajib dilakukan penggemar The Beatles dari seluruh dunia ketika mengunjungi studio ini. Itu pula yang dilakukan personel J-Rocks, yang menuliskan nama pacar mereka masing-masing. Grafiti ini biasanya dibiarkan selama sebulan sebelum kembali dilamur cat putih.

Tempat yang wajib dikunjungi berikutnya ialah sebuah toko kecil di luar pemberhentian kereta bawah tanah di St. John's Wood. Meski kecil, toko itu adalah gerai resmi bagi merchandise The Beatles ataupun Studio Abbey Road. Karena memang berhenti di sana, hampir tiap hari personel J-Rocks melongok-longok isi toko itu, meski masing-masing sudah membeli poster tiga dimensi cover album ''Abbey Road''.

Semua pengalaman itu membuat personel J-Rocks makin bersyukur. ''Tiap malam, sepulang dari studio, salah satu bahan obrolan kami berisi ungkapan soal keberuntungan mendapat kesempatan rekaman di Abbey Road,'' ungkap Iman. Dalam usianya yang masih muda, prestasi J-Rocks memang senantiasa menunjukkan grafik peningkatan.

Lima tahun lalu, mereka adalah band yang dibentuk untuk mengikuti sebuah ajang pencarian bakat (meski Wima kurang setuju dengan tujuan macam itu). Garis nasib menuntun mereka berkenalan dengan Sigit, yang belakangan menjadi manajer mereka hingga sekarang. Dewi Fortuna juga yang membuat mereka menjadi jawara dalam kompetisi itu dan memenangkan kontrak rekaman dengan Aquarius Musikindo. Siapa sangka, setelah menelurkan dua album, J-Rocks sampai di Abbey Road?

Personel J-Rocks sendiri kadang ragu dengan kekuatan lagu mereka. ''Kami belum apa-apa,'' kata Iman. Namun fakta terbentang mulai dari Malang, Yogyakarta, hingga London. Banyak orang yang menyukai karya J-Rocks.

Selain tambahan J-Rockstars (julukan untuk penggemar J-Rocks) baru ketika tampil di KBRI, dan The Fly, di sebuah klub di kawasan New Oxford Street, mereka juga menuai fans ketika tampil di hadapan masyarakat Brunei di London. Mereka memberi sambutan hangat dan bahkan mengundang band ini untuk kembali tampil tahun depan. Sebuah undangan yang disambut antusias oleh Anton, Iman, Sony, dan Wima. Mengapa tidak?

ciuman pertama

Ciuaman pertama
Ciuman pertamaku
masih kausimpan di lekuk bibirmu
malumalu getaran itu
anggun melewati rimba waktu
mengisi rongga dada dengan hangat kelambu
melebihi kelepak matahari pada birahi
senja yang ungu.
Limabelas tahun berlalu
ciumanku masih menghias senyummu
biarkan di sana, aku memintamu tak menghapusnya
sebab di sanalah kuarungi samudera kenangan
di pantaimu aku terdampar. Melebihi kelepak camar
setia menyamar sebagai waktu.
Aku menyebutnya cinta.

profil


Nama Lengkap : Iman Taufik Rachman
Tanggal Lahir : Jakarta / 19 Juli 1982
Zodiak : Cancer
Gaya Permainan : Rock, Blues
Pengalaman Band : Funky Kopral
Band Saat Ini : J-Rock's
Pengaruh musikal : L'Arc~en~Ciel, Malice Mizer, Yngwie Malmsteen, Judy & Mary, Evergreen musik, Muse, RHCP, Nirvana, dll
Posisi Dalam Band : Vocalis, Gitaris, Pianis, Song Writter
Gitar : Fender Strat thn 73 (0,11) & G n L Tele (0,10)
Efek : Boss GT-8 & JJ Tube Breaker
Ampli : udah dijual, lagi nyari
Gear Lainnya : Samsons wireles.. EV MIC KONDENSOR
Prestasi : Juara 1 Nescafe Get Started 2004
Buku Favorit : Komik2 Jepang, Buya Hamka, Imam Al Ghazalli, dll
Album Favorit : All Nirvana album, all Yngwie Malmsteen album.. Jimi Hendrix.. SRV album... Tower of Power versi live.. Burning Organ (Paul Gilbert).. Cacophony.. All Extreme Album.. All L'Arc~en~Ciel album... Metallica Black Album... Sex Pistol (Neverind The Bollocks).. Slank (SUIT2 HE2X), Michael Jackson the greatest hits... Andy Williams The Greatest Hits.. Slipknot (Iowa), dll

Iman sudah mulai mengenal musik semenjak masih bayi. Saat itu ia sudah sering mendengarkan musik jazz, blues, hingga musik sunda dari keluarganya. Mulai memainkan gitar karena 3 nama besar : Jimi Hendrix, Kurt Cobain, dan Yngwie Malmsteen.

Saat band Funky Kopral mengadakan audisi untuk mencari gitaris, ia kemudian ikut dan terpilih sebagai gitarisnya. Di band itu ia mulai exist dari tahun 2001 awal hingga 2003 akhir. Kemudian setelah keluar dari Funky Kopral, Iman kembali menghubungi temannya, Wima untuk menjalankan konsep band yang pernah ia rencanakan semenjak SMA. Karena sulit mencari vocalis yang cocok, akhirnya Iman lah yang mengambil posisi vocal. Awalnya band ini sempat menjadi spesialis atau band cover untuk Laruku. Kemudian karir mereka mulai menanjak setelah sukses di sebuah kompetisi musik.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons